Api unggun
Api unggun adalah api di luar ruang yang didapat dari sengaja menyalakan kayu bakar, potongan kayu, atau kumpulan dahan, ranting, jerami, atau daun-daun kering. Pramuka, pecinta alam, atau peminat kegiatan alam bebas sering membuat api unggun sewaktu berkemah atau melakukan kegiatan di alam terbuka.Api unggun dinyalakan dengan maksud untuk menjaga diri dari binatang buas, menghangatkan diri, isyarat keadaan bahaya, bagian dari upacara keagamaan atau perayaan, atau sebagai perapian untuk memasak makanan. Sewaktu berkemah, orang sering berkumpul di sekitar api unggun untuk menyanyi, menari, atau bermain kembang api. Bahan makanan seperti ubi jalar, singkong, atau jagung bisa dimasak dengan cara dibakar dengan api unggun. Makanan juga bisa ditusuk dengan ranting kayu atau tongkat besi sebelum dipanggang. Alat masak seperti panci dan wajan juga bisa digunakan di atas perapian dengan bantuan penumpu dari batu atau kayu.
Potongan kayu atau ranting disusun ke atas dengan memberi ruang di antara susunan kayu agar api cukup mendapat oksigen, dan api unggun bisa menyala hingga kayu habis. Angin kencang, kabut, kondisi kayu yang basah, udara yang sangat lembap, dan lokasi yang tipis oksigen merupakan penyebab api unggun sulit menyala.
Api tersebut dibuat dari tiga material:
* Penyala Api: material kering yang akan menyala oleh panas atau percikan api. Kita harus menyediakan material yang benar-benar kering agar api cepat menyala. Misalnya: kayu yang diserut, lumut kering, pakis mati, daun-daun kering, serbuk kayu, kain kasa, jerami, bambu serut.dll
* Pemancing api: material ini kita persiapkan dan akan ditambahkan setelah percikan api terjadi. Material ini akan semakin meningkatkan besarnya api. Misalnya: potongan ranting, potongan kayu kecil, kulit kayu kering dll.
* Bahan bakar: kayu, bambu, rumput kering, daun kering, kotoran hewan kering, dll.
Hal yang harus di perhatikan jika akan membuat api unggun.
* Pemilihan lokasi untuk membuat api unggun.
* Alat dan bahan yang tersedia di sekitar kemah.
* Waktu yang diperlukan.
* Arah angin, agar api unggun aman dan bertahan lama.
Untuk pemilihan tempat, hal-hal dibawah ini akan membantu anda membuat api unggun:
* Terlindung dari angin.
* Tempatnya kering.
* Tersedia banyak bahan bakar yang mudah dikumpulkan.
Membuat api unggun kadang hanya menghabiskan korek api jika tak berpengalaman. Merepotkan dan pasti jadi kelihatan sibuk. Berikut tips - tips nya:
* Sebaiknya kita membuat sebuah tempat khusus yang membatasi api unggun. Bisa dengan tumpukkan batu-batu yang mengelilingi kayu bakar, atau bisa membuat galian.
* Kumpulkan kayu, ranting, daun, sampah yang kering dan mudah terbakar.
* Tumpuk kayu-kayu kering yang berdiameter besar di posisi paling bawah, disusul diameter yang lebih kecil di atasnya dalam posisi saling-silang agar mudah terbakar dan udara dapat masuk melalui celah-celahnya.
* Tutupi dengan daun-daun kering atau sampah, di atasnya secukupnya.
* Bakarlah daun / sampah, untuk menjadi pemicu api.
* Jika api sudah mulai membesar, tumpuklah dengan ranting-ranting kecil di atasnya
* Perlahan-lahan pertahankan agar nyala api konstan atau bertambah besar, jangan tergesa-gesa menambahkan ranting diatasnya.
* Jika api mati dan hanya tersisa bara, tiup-tiuplah di satu titik sampai api itu besar dengan sendirinya, kemudian tambahlah daun kering atau sejenisnya.
Walaupun membuat api unggun tampak mudah, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar api unggun dapat bertahan dengan baik dan tetap terkendali.
1. Pastikan kayu yang kamu gunakan benar-benar kering.
2. Jangan membakar semua kayu sekaligus, tetapi harus bertahap.
3. Perhatikan sirkulasi udara! Api membutuhkan udara untuk membesar.
4. Jika terjadi hujan, tutupi bara api dengan semak-semak atau apapun, sehingga saat hujan reda kita dapat membesarkan api unggun itu kembali.
5. Pastikan padamkan api unggun jika sudah tidak membutuhkannya.
* Penyala Api: material kering yang akan menyala oleh panas atau percikan api. Kita harus menyediakan material yang benar-benar kering agar api cepat menyala. Misalnya: kayu yang diserut, lumut kering, pakis mati, daun-daun kering, serbuk kayu, kain kasa, jerami, bambu serut.dll
* Pemancing api: material ini kita persiapkan dan akan ditambahkan setelah percikan api terjadi. Material ini akan semakin meningkatkan besarnya api. Misalnya: potongan ranting, potongan kayu kecil, kulit kayu kering dll.
* Bahan bakar: kayu, bambu, rumput kering, daun kering, kotoran hewan kering, dll.
Hal yang harus di perhatikan jika akan membuat api unggun.
* Pemilihan lokasi untuk membuat api unggun.
* Alat dan bahan yang tersedia di sekitar kemah.
* Waktu yang diperlukan.
* Arah angin, agar api unggun aman dan bertahan lama.
Untuk pemilihan tempat, hal-hal dibawah ini akan membantu anda membuat api unggun:
* Terlindung dari angin.
* Tempatnya kering.
* Tersedia banyak bahan bakar yang mudah dikumpulkan.
Membuat api unggun kadang hanya menghabiskan korek api jika tak berpengalaman. Merepotkan dan pasti jadi kelihatan sibuk. Berikut tips - tips nya:
* Sebaiknya kita membuat sebuah tempat khusus yang membatasi api unggun. Bisa dengan tumpukkan batu-batu yang mengelilingi kayu bakar, atau bisa membuat galian.
* Kumpulkan kayu, ranting, daun, sampah yang kering dan mudah terbakar.
* Tumpuk kayu-kayu kering yang berdiameter besar di posisi paling bawah, disusul diameter yang lebih kecil di atasnya dalam posisi saling-silang agar mudah terbakar dan udara dapat masuk melalui celah-celahnya.
* Tutupi dengan daun-daun kering atau sampah, di atasnya secukupnya.
* Bakarlah daun / sampah, untuk menjadi pemicu api.
* Jika api sudah mulai membesar, tumpuklah dengan ranting-ranting kecil di atasnya
* Perlahan-lahan pertahankan agar nyala api konstan atau bertambah besar, jangan tergesa-gesa menambahkan ranting diatasnya.
* Jika api mati dan hanya tersisa bara, tiup-tiuplah di satu titik sampai api itu besar dengan sendirinya, kemudian tambahlah daun kering atau sejenisnya.
Walaupun membuat api unggun tampak mudah, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar api unggun dapat bertahan dengan baik dan tetap terkendali.
1. Pastikan kayu yang kamu gunakan benar-benar kering.
2. Jangan membakar semua kayu sekaligus, tetapi harus bertahap.
3. Perhatikan sirkulasi udara! Api membutuhkan udara untuk membesar.
4. Jika terjadi hujan, tutupi bara api dengan semak-semak atau apapun, sehingga saat hujan reda kita dapat membesarkan api unggun itu kembali.
5. Pastikan padamkan api unggun jika sudah tidak membutuhkannya.
0 komentar:
Posting Komentar